Temanku... hari ini aku menantikan kehadiran dirimu. Namun pintu kamarmu tetap tertutup, pintu kamarmu belum dibuka. Engkau seakan tak ingin membiarkan dirimu dilihat orang lain, engkau tak ingin wajahmu yang mendung diketahui orang. Tapi temanku, seorang bijak pernah berkata; "Kadang aku harus keluar meninggalkan rumahku untuk menempuh suatu perjalanan panjang. Karena saya tahu bahwa dengan berbuat demikian sebagian masyalahku akan menjadi hilang."
Karena itu temanku, ketika engkau menemukan bahwa dirimu telah dipenuhi oleh berbagai bentuk ketakutan dan kecemasan, ketahuilah bahwa saat itu anda hendaknya ke luar rumah, menutup pintunya dan memulai suatu perjalanan. Dakilah bukit di samping rumahmu, berjalanlah di taman yang biasa kau kunjungi. Keluarlah dari kamarmu!!
Dalam hidup, tak ada sesuatupun yang sungguh amat menakutkan. Tak ada sesuatupun yang sungguh mencemaskan. Namun aku katakan padamu bahwa aku takut satu hal; aku takut berputar dan terus berputar di tempat tanpa suatu tujuan yang pasti. Ketika engkau menyembunyikan diri di balik pintu kamarmu, ketahuilah engkau seakan berputar di tempat, dan bebanmu tak akan pernah menjadi lebih ringan.
Lingkungan sekitarmu bukanlah hambatan yang besar. Orang lainpun bukanlah rintangan. Namun tantangan yang teramat berat adalah jiwa yang kian menyusut kecil. Bangunlah, angkatlah kopermu dan memulailah suatu perjalanan. Karena hidup manusia tak lebih dari pada sebuah ziarah. Kita selalu berada di jalan.
Aku yakin bahwa Yesus pun akan mengatakan yang sama: "Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah!" (Yoh. 5:8)
Tarsis Sigho - Taipei
sighotarsi@yahoo.com
Pondok Renungan - http://www.pondokrenungan.com
No comments:
Post a Comment